My rating: 5 of 5 stars
[I read the English translation on Royal Road Weed blog.]
Pembuka: The main actor is slyly amazing. Sialan. Novel ini bikin aku bilang sialan sambil senyum-senyum sendiri begitu baca chapter per chapter sampai abis.
Oke. Novel dibuka dengan kehidupan Harn Lee yang seorang orphanage dan miskin, suatu ketika jadi kaya raya dengan menjual avatar dari Continent of Magick, yg bernilai triliunan. eh pas udah ngedapetin duitnya, tiba2 ada rentenir datang dan nagih utang. And dar! duit triliunan itu lenyap seketika.
Harn kesal, tentu. Di saat yg sama ada game virtual reality Royal Road muncul di pasaran. Trus Harn mikir, kenapa ga nyoba jadi kaya kedua kalinya? And then, Harn ngabisin waktu setahun utk riset ttg Royal Road, n juga belajar martial art yg bisa ngebantu dia dlm game. Dan di Royal Road Harn mendaftarkan dirinya dengan nama "Weed"
***
Oke, awal-awal, Harn ngejual avatarnya dan dapet triliunan. Itu ga bikin aku terkesan, karena well, I thought that he's lucky since he's the main actor. Hidup miskin dan punya utang pun bukan sesuatu yang menggerakkan aku utk menyukai karakter Harn aka Weed ini.
Tapi pas udah nyampe chapter dua dan tiga... mulai deh kerasa serunya pas Weed ngejalanin quest ttg job Moonlight Sculptor.
Job sistem Royal Road terbagi dua: combat dan craft. Sculptor termasuk dalam kategori craft. Craft sendiri biasanya dipandang sebelah mata sama player lainnya, begitupun dengan Weed. Tapi pada akhirnya, Weed tanpa sadar mengubah jobnya jadi Legendary Moonlight Sculptor, si hidden job, sesuatu yang ngga dia pengen.
Di dalam cerita Weed digambarkan mendapatkan apa yang dia mau, ngedapetin secret quest, jadi bahan pembicaraan orang yang bagus-bagus, admired by NPCs and other players anywhere... yang bikin aku sebal. Kenapa? Kesannya terlalu mudah. Weed bisa mendapatkan semuanya dengan gampang, dengan begitu saja, hanya karena di amin actor.
Tapi anehnya, cerita ini bikin aku selalu penasaran apa yang terjadi di chapter berikutnya, lagi dan lagi... dan di setiap chapter aku selalu berakhir dengan senyum dan berkata 'sialan, nanggung endingnya' dan akhirnya ke chapter berikutnya.
And then, apa yang bikin aku bisa sampai kayak gitu? Dan jawabannya adalah....
... karakter Weed sebagai protagonis yang ternyata adalah anti-hero, alias bad guy in sheep clothing.
Yes, he's an anti hero!
Dengan kata-kata yang manis dia membujuk supaya NPC instructor di Training Hall ngasih dia makan siang gratis, saat melakukan party dengan NPC dalam satu quest, dia sengaja menggunakan weapon busur dan panah dan sengaja menyerang monster yang sudah sekarat dan hampir mati, yang padahal 'kesekaratan' monster itu adalah hasil jerih payah orang lain, dan Weed hanya mengambil untungnya dan hanya berusaha sedikit.
Yes, he's a selfish.
Dia ga mau ngasih diskonan ke seorang gadis yang ingin membeli patung yang ia pahat dengan alasan 'Aku ga setengah-setengah dalam membuat patung ini, tapi anda ingin membayar setengah?" yang akhirnya si gadis mau membayar sesuai harga asli.
Yes, he's money chaser.
Semua sifat tadi patut membuat Weed dibenci. Tapi, ada satu hal yang aku suka di sini dari Heesung Nam si author:
Heesung tidak membuat protagonis menjadi sesuatu yang disukai. Justru dia membuat protagonis menjadi bad guy yang cerdas dan licik. Tapi kelicikannya itu adalah hasil dari kerja keras Harn/Weed di dunia nyata melawan kejamnya dunia; jadi miskin dan terlibat hutang.
Ini nih yang aku suka. The main actor bukan seseorang yang sok baik, sok hipokrit, sok naif. Ada kan tuh tokoh utama dimana meskipun dia dapat kemalangan sana-sini, tapi tetap berusaha untuk jadi orang baik? Weed bukan karakter yang seperti itu. Justru sikapnya yang bad n sly guy adalah satu perwujudan yang logis dari karakter seseorang yang terbangun dari menghadapi kejamnya dunia. Psikologikal sangat main disini.
Dan ada satu hal yang bikin aku respek sama Harn/Weed meskipun dia itu bad guy: dia adalah orang yang rajin, dan selalu menyusun rencana dengan matang.
Coba dipikir: ada satu game virtual reality baru yang muncul di pasaran. Pastinya orang berbondong-bondong langsung daftar jadi pemain baru.
Tapi Weed menyusun rencana. Dia melakukan riset, menghapalkan katalog item Royal Road, belajar martial art di doujang (dojo), selama setahun, sebelum dia terjun ke Royal Road itu sendiri.
Di dalam game pun dia tetap rajin. Ada aturan kalau Newbie ga boleh keluar dari kota selama sebulan pertama. Weed menghabiskan waktu 4 weeksnya itu dengan berlatih di Training Hall, terus dan terus. Training Hall adalah tempat yang biasanya dilewatkan oleh user lain. Tapi Weed percaya, meskipun dia ga dapet level apapun di tempat itu, tapi dia terus berlatih sampai kekuatannya melebihi orang yang udah dapet job.
Dia rela masak tiga x sehari utk teman timnya, mengobati luka, dan memperbaiki weapon yg rusak. Apa karena Weed itu orang baik? BUKAN. Itu karena Weed dengan liciknya berpikir, kalo dengan melakukan semua itu, skillnya akan naik level, dengan tambahan bonus friendship dengan semua yang dia bantu bisa meningkat, dan akhirnya di masa depan ia bisa menggunakan orang-orang itu utk kepentingan dirinya sendiri.
Bad, sly guy. Dengan setting dunia dan gaya penceritaan yang benar-benar bikin pembaca masuk, as if benar-benar ada didalam game itu sendiri. Tapi aku ga merekomendasikan ini pada ornag2 yang belum pernah bermain game, apalagi online. Ada istilah2 dalam game yang dipakai di novel ini dan ga dijelaskan oleh si pengarang.
This is simply amazing. Harn/Weed is slyly amazing. And I love him.
No comments:
Post a Comment
Halo halo, silahkan komennya ya! Buat yang mau aku blogwalking balik, silahkan tinggalkan link blognya setelah komen. Thanks! ^^